Secangkir kopi sehari bisa membantu mengusir kanker kulit. Penemuan baru menunjukkan bahwa kafein bisa membantu membunuh sel kulit manusia yang rusak akibat radiasi sinar ultraviolet, yang menjadi pemicu utama beberapa macam kanker kulit.
Penemuan yang dipublikasikan pada Journal of Investigative Dermatology edisi 26 Februari 2009 itu dapat membuka jalan bagi pengembangan krim atau salep berbahan kafein yang dapat membalikkan efek kerusakan ultraviolet pada manusia dan mencegah beberapa jenis kanker di kulit.
Kanker kulit Nonmelanoma, yang jarang menyebar atau menyebabkan kematian merupakan kanker yang paling sering terjadi pada manusia. Di Amerika Serikat sendiri, lebih dari 1 juta kasus kanker ini terjadi setiap tahun.
Radiasi sinar ultraviolet merupakan salah satu faktor pemicu kanker nonmelanoma tersebut. Sinar itu membuat kerusakan DNA pada sel kulit, yang kemudian bermutasi atau menjadi kanker.
Dalam penelitan lain, kafein juga tampaknya memiliki efek perlindungan pada tikus yang terkena radiasi sinar ultraviolet. Baik kafein yang dikonsumsi oleh tikus ataupun yang dikenakan pada kulitnya.
Apoptosis
“Kami belum mengetahui bagaimana kafein mendapatkan kemampuan untuk pencegahan kanker,” kata Paul Nghiem dari University of Washington yang tergabung dalam tim penelitian tersebut.
Tetapi Nghiem mengungkapkan, respon sel pada kerusakan DNA adalah mengaktifkan sebuah protein, yang diberi nama ATR, yang akan membantu perbaikan kerusakan. Tetapi jika kerusakan diakibatkan oleh sinar ultraviolet, beberapa sel akan menjalankan semacam program bunuh diri yang mencegah mereka berubah menjadi sel kanker. Dengan bantuan kafein, lebih banyak lagi sel yang akan menjalankan program bunuh diri (disebut apoptosis).
1 dari 500 sel akan melakukan apoptosis ketika terekspos sinar ultraviolet, tetapi dengan bantuan kafein, rasionya menjadi 1 dari 200 sel yang akan melakukan apoptosis.
Dengan meneliti efek kafein pada sel manusia, Nghiem dan rekan-rekannya mendapati bahwa ATR merupakan target kafein pada sel. Sel yang rusak dan bisa menimbulkan kanker membutuhkan lebih banyak ATR. Jika Anda menekan pertumbuhan ATR dengan kafein, Anda bisa secara selektif membunuh sel dengan fitur yang ada. Artinya, sel yang berpeluang menjadi kanker akan dibunuh sebelumnya.
“Dengan penemuan ini, bukan berarti Anda harus mulai mengonsumsi kafein,” kata Nghiem. “Dibutuhkan konsumsi enam cangkir kopi dalam sehari untuk menurunkan risiko terkena kanker itu sebesar 30 persen, sementara teh hanya memiliki efek separuhnya dari kopi,” ucapnya.
Penemuan ini bisa digunakan untuk mengembangkan obat berbahan kafein yang bisa digunakan untuk menurunkan risiko kanker kulit. “Tetapi masih diperlukan waktu beberapa tahun untuk sampai ke sana,” kata Nghiem.
• VIVAnews
Penemuan yang dipublikasikan pada Journal of Investigative Dermatology edisi 26 Februari 2009 itu dapat membuka jalan bagi pengembangan krim atau salep berbahan kafein yang dapat membalikkan efek kerusakan ultraviolet pada manusia dan mencegah beberapa jenis kanker di kulit.
Kanker kulit Nonmelanoma, yang jarang menyebar atau menyebabkan kematian merupakan kanker yang paling sering terjadi pada manusia. Di Amerika Serikat sendiri, lebih dari 1 juta kasus kanker ini terjadi setiap tahun.
Radiasi sinar ultraviolet merupakan salah satu faktor pemicu kanker nonmelanoma tersebut. Sinar itu membuat kerusakan DNA pada sel kulit, yang kemudian bermutasi atau menjadi kanker.
Dalam penelitan lain, kafein juga tampaknya memiliki efek perlindungan pada tikus yang terkena radiasi sinar ultraviolet. Baik kafein yang dikonsumsi oleh tikus ataupun yang dikenakan pada kulitnya.
Apoptosis
“Kami belum mengetahui bagaimana kafein mendapatkan kemampuan untuk pencegahan kanker,” kata Paul Nghiem dari University of Washington yang tergabung dalam tim penelitian tersebut.
Tetapi Nghiem mengungkapkan, respon sel pada kerusakan DNA adalah mengaktifkan sebuah protein, yang diberi nama ATR, yang akan membantu perbaikan kerusakan. Tetapi jika kerusakan diakibatkan oleh sinar ultraviolet, beberapa sel akan menjalankan semacam program bunuh diri yang mencegah mereka berubah menjadi sel kanker. Dengan bantuan kafein, lebih banyak lagi sel yang akan menjalankan program bunuh diri (disebut apoptosis).
1 dari 500 sel akan melakukan apoptosis ketika terekspos sinar ultraviolet, tetapi dengan bantuan kafein, rasionya menjadi 1 dari 200 sel yang akan melakukan apoptosis.
Dengan meneliti efek kafein pada sel manusia, Nghiem dan rekan-rekannya mendapati bahwa ATR merupakan target kafein pada sel. Sel yang rusak dan bisa menimbulkan kanker membutuhkan lebih banyak ATR. Jika Anda menekan pertumbuhan ATR dengan kafein, Anda bisa secara selektif membunuh sel dengan fitur yang ada. Artinya, sel yang berpeluang menjadi kanker akan dibunuh sebelumnya.
“Dengan penemuan ini, bukan berarti Anda harus mulai mengonsumsi kafein,” kata Nghiem. “Dibutuhkan konsumsi enam cangkir kopi dalam sehari untuk menurunkan risiko terkena kanker itu sebesar 30 persen, sementara teh hanya memiliki efek separuhnya dari kopi,” ucapnya.
Penemuan ini bisa digunakan untuk mengembangkan obat berbahan kafein yang bisa digunakan untuk menurunkan risiko kanker kulit. “Tetapi masih diperlukan waktu beberapa tahun untuk sampai ke sana,” kata Nghiem.
• VIVAnews